![Headline](http://static.inilah.com/data/berita/foto/1310192.jpg)
Meskipun banyak pihak yang meragukan keasilan sketsa tersebut, namun banyak pengamat yang mengagungkan teori ini. Bagaimanapun, keaslian sketsa sepeda itu masih dipelihara dengan teguh pengikut Profesor Augusto Marinoni, seorang ahli hahasa dan filogi.
Ia dipercaya oleh Commissione Vinciana of Rome untuk menganalisis transkrip Codex Atlanticus milik Leonardo dan Vinci. Ada pula pengakuan Baron Karl von Drais asal Jerman pada 1817 yang memperkenalkan Laufmaschine atau sepeda berlari.
Kini, masyarakat lebih sering mengenal sepeda itu dengan nama Draisienne. Sepeda tersebut hampir sepenuhnya terbuat dari kayu. Meski miliki stang untuk kemudi, sepeda ini tidak memiliki pedal. Pola pergerakan Draisienne sama seperti otopet atau skateboard.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar